Mengapa kecelakaan pesawat sering terjadi pada saat landing ?  

Diposting oleh BlacKJacK

Kecelakaan yang paling mudah terjadi adalah saat tinggal landas dan landing. Jalur yang ditempuh saat pesawat akan lepas landas berupa garis, yang artinya, ruang berdimensi 1. Tetapi setelah berada di udara, pesawat bergerak pada ruang berdimensi 3. Untuk berpindah dari ruang dimensi 1 ke ruang dimensi 3, pesawat tinggal dilajukan agar memperoleh kecepatan yang cukup tinggi agar diperoleh daya apung di udara. Walaupun demikian, kecelakaan saat tinggal landas terjadi juga seperti di Fukuoka. Kecelakaan di Fukuoka itu terjadi karena kerusakan mekanik yang ditemukan di saat pesawat akan tinggal landas, padahal sudah melaju dengan kecepatan yang tidak dapat/tidak boleh dihentikan. Akibatnya pesawat overrun sehingga badannya terbakar dan mengakibatkan banyaknya korban yang meninggal. Alasan pilot membuat keputusan mengerem saat itu adalah untuk menghindari jatuhnya pesawat bila terlanjur tinggal landas (akibat kerusakan mekanik tadi), yang diperkirakannya akan mengakibatkan lebih banyak jatuh korban.



Dibandingkan saat tinggal landas, proses landing jauh lebih sulit karena pesawat harus berpindah ruang dari dimensi 3 (angkasa) ke dimensi 1 di darat. Ruang satu dimensi tentu saja jauh lebih terbatas daripada 3 dimensi, sehingga banyak upaya yang harus dilakukan, agar proses perpindahan ruang itu berjalan lancar. Yang paling sulit adalah jika angin kencang bertiup dari arah samping kanan atau kiri jalur pendaratan. Saat-saat sebelum mendarat, ujung badan pesawat harus dimiringkan melawan arah bertiupnya angin (dengan demikian badan pesawat membuat sudut tertentu terhadap garis pendaratan), sedemikian hingga saat mendarat arah badan pesawat itu dibelokkan oleh angin menjadi tepat searah dengan garis pendaratan. Tugas inilah yang sangat sulit : membelokkan pesawat pada sudut tertentu dalam waktu singkat, dengan estimasi setelah mendarat badan pesawat dibelokkan angin ke arah yang seharusnya. Andai saja jalur pendaratan pesawat itu tidak satu dimensi, melainkan boleh dalam dua dimensi (jadi pesawat saat landing boleh belok kanan belok kiri), tentunya masalah landing menjadi jauh lebih mudah, karena kemana badan pesawat harus diarahkan pada detik-detik pendaratan tidak perlu dipermasalahkan.

Read More…

 

Diposting oleh BlacKJacK

Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar.
Khalifah ‘Umar

Ketahuilah bahwa sabar, jika dipandang dalam permasalahan seseorang adalah ibarat kepala dari suatu tubuh. Jika kepalanya hilang maka keseluruhan tubuh itu akan membusuk. Sama halnya, jika kesabaran hilang, maka seluruh permasalahan akan rusak.
Khalifah ‘Ali

Semua Paragrap yang di sembunyikan

Read More…

Met Puasa??  

Diposting oleh BlacKJacK

Seminggu sebelum puasa, mulai banyak email yang berseliweran mengucapkan selamat puasa. Yang lucunya, isinya banyak juga yang memohon maaf atas segala kesalahan agar puasanya bisa lebih plong. Lho, kok jadi mirip lebaran? Puncaknya, biasanya menjelang satu atau dua hari, banyak sms yang masuk.



Entah kapan mulainya budaya mengirim ucapan maaf-maafan sebelum puasa seperti ini. Perasaan, dulu ucapan saling memafkan hanya ada pada saat Idul Fitri alias Lebaran.

Seiring dengan perkembangan teknologi, sms menjadi wahana yang memudahkan manusia untuk bersilaturahmi. Pelan-pelan, sms mulai menggantikan fungsi kartu ucapan saat sms bisa dilakukan lintas operator sekitar tahun 2001.

Lama-lama, kita tak sabar lagi menunggu lebaran. Jadi, segala kesempatan digunakan untuk bersilaturahmi. Bahkan pernah ada teman non muslim yang bertanya, bagaimana ucapan saat Idul Adha, Maulid Nabi, Isra’ Mi’raj, dan hari besar keagamaan lainnya. Halah…bingung juga aku menjawabnya. Selain Idul Fitri, rasanya di antara umat Islam sendiri tidak ada ucapan yang disepakati untuk disampaikan.

Peluang ucapan selamat ini kemudian dimanfaatkan oleh operator seluler untuk menambah pundi-pundinya. Tidak tahu, siapa yang memulai, ketika satu orang mengirim sms ke teman lainnya menjelang puasa untuk memohon maaf, efeknya menggelinding seperti bola salju. Akhirnya, orang yang mulanya tidak berniat mengirim sms, jadi ikut-ikutan ber-sms. Minimal, harus menjawab sms tadi.

Dalam pandangan saya, puasa adalah sarana latihan tahunan untuk menempa diri setiap muslim dalam hablumminallah (hubungan dengan Allah). Setelah menjadi pemenang atas hawa nafsu selama sebulan, barulah kita meminta maaf kepada manusia (hablum minannas). Di sinilah lebaran menjadi ajang untuk saling bermaafan di antara sesama manusia. Jadi, menjelang puasa, kita belum perlu untuk bermaaf-maafan.

Tapi, karena maksudnya baik, maka tradisi baru bermaaf-maafan menjelang puasa, saya anggap boleh-boleh saja dan dapat bermakna positif. Apalagi bagi operator seluler yang sangat diuntungkan dengan budaya ini.



Read More…

 

Diposting oleh BlacKJacK


Kisah tenggelamnya kapal Titanic sangat legendaris. Berbagai novel telah menceritakan kisah memilukan tersebut bahkan telah difilmkan. Ada pula yang dengan suara mendayu-dayu menceritakan kisah kasihnya dalam lagu sebagai sound track film laris tersebut. Tapi, apakah sebenarnya penyebab Titanic tenggelam?




Hampir semua orang tahu bahwa tenggelamnya kapal Titanic adalah karena menabrak gunung Es dalam perjalanan menuju kutub utara. Bagi sebagian orang yang sangat taat beragama, mereka punya pendapat bahwa tenggelamnya kapal tersebut karena hukuman Tuhan yang disebabkan lupanya orang di atas kapal pada kekuasaan Tuhan. Sang Kapten Kapal dengan pongahnya menyatakan bahwa kapal mewah dan besar tersebut tak akan pernah tenggelam di lautan, karena teknologi yang diterapkan benar-benar paling canggih saat itu. Perjalanan kapal mewah tersebut memang melewati wilayah yang sangat eksotik.Banyak orang menyatakan wilayah tersebut sebagai the last frontier.
Keyakinan sang Kapten atas kemampuan kapal tersebut mungkin sangat berlebihan, dan dia tak menyadari sebelum akhirnya kapal tersebut menabrak gunung es yang tak mampu dilewatinya. Gunung es yang tampak dari atas kecil, sebenarnya di bawahnya tersimpan gunung juga dalam bentuk yang hampir sama namun dalam ukuran yang jauh lebih besar. Diperkirakan gunung es yang sering ditemui dan dihindari oleh kapal-kapal besar berukuran seberat 3.000.000.000 Ton. Bayangkan ....Kita menabrak truk yang seberat satu ton saja sudah kelenger, nah kalau 3 juta ton apa nggak klengernya jadi 3 juta kali..?
Seorang fotografer berhasil memotret gunung es ini. Saya tak tahu apakah dia kenalan pak Mimbar atau apakah pak Mimbar juga pernah memotret hal seperti ini. Yang jelas, seorang manajer perusahaan minyak lepas pantai di GlobalSantaFe Corporation St. John's Newfoundland , Kanada, sering harus mengalihkan gunung es ini agar menjauh dari Rig nya, caranya...dengan menarik menggunakan kapal. Penarikan biasa dilakukan bila saat itu cuaca membantu, laut tenang dan matahari bersinar cerah, sehingga gunung es tersebut tak menabrak Rig .
Fakta yang kemudian terungkap, ternyata sang fotografer, Ralph Clevenger mengakui bahwa foto tersebut tersebut ternyata adalah gabungan dari 4 gambar terpisah, yaitu langit, background, puncak gunung es yang diambil di kutub utara, dan es bawah laut yang di ambil di Alaska yang sebenarnya gambar puncak gunung es yang dibalik pada saat membuat komposisi akhir. Gambar gunung es ini didesain untuk memberikan ilustrasi "what you see is not necessarily what you get". Sehingga sebagai fotografer bawah air yang benar-benar tahu betapa besarnya gunung es tersebut dia ingin membagi pandangan. Dalam kenyataan tak mungkin mengambil gambar tersebut karena pandangan bawah air sangat terbatas. Saat ini dia bekerja sebagai pengajar di Brooks Institute, Santa Barbara, California. Karya-karyanya banyak dimuat di Majalah National Geographic.
Read More…